Tfz6BUYoTUYiGUW9Gpd5TSziGA==

PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Takjub Pelaksanaan Uji Coba Dapur SDN Borong

Pelaksanaan konsep Dapur Sekolah dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai lebih mencerminkan semangat gotong royong, solidaritas.
Ukuran huruf
Print 0


 MAKASSAR – Pelaksanaan konsep Dapur Sekolah dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai lebih mencerminkan semangat gotong royong, solidaritas, dan kebersamaan antara guru, orang tua, serta komite sekolah demi kebaikan anak-anak didik. Berbeda dengan pola Dapur Umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beberapa kali menimbulkan kasus keracunan.

Hal ini disampaikan oleh Dra. Hj. Hendriati Sabir, M.Pd, dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Selatan, saat menghadiri uji coba penerapan Dapur Sekolah di SDN Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Kamis (2/10/2025).

Hendriati hadir bukan tanpa alasan. Selain sebagai pengurus PGRI Sulsel, ia juga pernah menjabat Kepala Sekolah SDN Borong sebelum pensiun tahun lalu. “Saya baru pensiun setahun lalu sebagai Kepala Sekolah di sini, dan sekarang aktif di PGRI Provinsi Sulawesi Selatan,” ungkap Hendriati.

Ia mengikuti jalannya uji coba dari awal hingga akhir kegiatan. Menurutnya, konsep Dapur Sekolah sangat layak menjadi alternatif pola pelaksanaan MBG yang merupakan program prioritas Presiden Prabowo.

“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan lancar tanpa ada kasus yang tidak diharapkan. Sangat, sangat bagus. Inilah konsep yang seharusnya diterapkan,” jelas Hendriati penuh semangat.

Lebih lanjut, ia mengakui bahwa berbagai kasus keracunan dalam program MBG membuat banyak pihak prihatin. Ia berharap pemerintah segera mengevaluasi pelaksanaan program agar lebih aman bagi siswa.

“Harapan kita semua, proses MBG ini harus dievaluasi demi melindungi anak-anak kita. Dan pola Dapur Sekolah seperti ini rasanya sudah cukup ideal,” tegasnya.

Menurut Hendriati, tujuan awal MBG sebenarnya sangat baik, namun pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan. Karena itu, konsep Dapur Sekolah bisa menjadi solusi alternatif.

“Dalam pelaksanaannya, Dapur Sekolah harus mengadopsi kearifan lokal, semangat gotong royong, melibatkan komite dan orang tua, serta mengakomodasi pelaku usaha kecil dan lokal. Dengan begitu, selain aman bagi anak-anak, juga bisa menopang kekuatan ekonomi masyarakat,” pungkas Hendriati.

Sebagaimana diketahui, program MBG sudah berjalan sekitar 10 bulan, namun masih sering muncul kasus keracunan, bahkan hingga menimbulkan korban jiwa di Bandung, Jawa Barat. Kondisi ini membuat sebagian orang tua khawatir dan menolak keikutsertaan anak mereka.

Atas dasar itulah, SDN Borong mencoba pola Dapur Sekolah. Uji coba berjalan sukses, anak-anak antusias, dan makanan yang disiapkan kantin bersama orang tua siswa lebih disukai. Uji coba ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam memperbaiki pola pelaksanaan MBG agar lebih aman, sehat, dan sesuai kebutuhan anak didik. (*)

PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Takjub Pelaksanaan Uji Coba Dapur SDN Borong
Periksa Juga
Next Post
Tautan berhasil disalin