![]() |
Harga emas dalam negeri kembali mencatat rekor tertinggi. |
Bengkulu – Harga emas dalam negeri kembali mencatat rekor tertinggi. Per Senin (29/9), harga emas Antam tembus Rp 2.198.000 per gram, level tertinggi sepanjang sejarah (all-time high/ATH). Lonjakan ini dinilai para ekonom sebagai cerminan ketidakpastian ekonomi global maupun domestik.
Pengamat ekonomi mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan tingginya harga emas dipicu konflik geopolitik yang belum mereda, mulai dari perang Rusia–Ukraina hingga konflik di Timur Tengah.
Selain itu, ketidakstabilan politik dan rencana pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat turut mendorong investor mengalihkan aset ke emas sebagai safe haven.
Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah yang sempat mendekati Rp 16.800 per dolar AS juga memperparah kenaikan harga emas di Indonesia.
“Saat emas dunia naik dan rupiah melemah, harga emas domestik otomatis melonjak,” ujarnya.
Dampak pelemahan rupiah, lanjutnya, tidak hanya pada harga emas, tetapi juga pada biaya impor kebutuhan pokok seperti kedelai, pupuk, hingga minyak.
Senada, ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad menilai harga emas adalah indikator psikologis pasar.
“Semakin tinggi harga emas, artinya semakin besar ketidakpastian ekonomi,” katanya.
Ia menambahkan, meski ekonomi Indonesia masih cukup bertahan, gejolak global tetap perlu diwaspadai karena bisa memengaruhi pasar saham, modal, dan stabilitas rupiah.